SOLOEXHIBITION: 1+1=3

|

Oleh Dian T Indrawan


Pameran yang dinamakan ‘soloexhibition’ ini tidak memiliki pengertian seperti umumnya yakni pameran tunggal, tetapi pengertiannya adalah kolaborasi sejumlah perupa yang menjadi satu kesatuan; ketunggalan. Asia Andrzejka Amorin dan Mirko Baselgia asal Swiss, menginisiasi pameran ini bersama tujuh belas seniman perempuan Jogjakarta. Seniman-seniman yang diajak haruslah perempuan, karena mereka berdua merasa bahwa sebagian besar pameran-pameran yang mereka datangi dipenuhi oleh kaum Adam. Hingga munculah sebuah pertanyaan besar, dimanakah para seniman perempuan berada? Pertanyaan ini akhirnya terjawab dengan mengajak para seniman perempuan untuk berkolaborasi, menyajikan karya bersama.


Menurut Nissak Latifah saat pembukaan pameran mengatakan bahwa pameran ini lebih diset non konfensional karena sebenarnya semua karya adalah sudah seperti saja bentuknya, namun hanya cara pendisplayannya saja yang sedikit berbeda agar pengunjung mendapat hal yang berbeda dan mulai berfikir dengan konsep ini. Melalui Nissak Latifah dan Dwi Kartika Rahayu didapatlah ke tujuh belas seniman perempuan lainnya, yakni: Anditapurna, Arieza Tri Purnawinasih, Arista Nurlinawati, Budi Asih, Fanti Sulistianingsih, Ferial Afiff, Fithrie Shakira Sanz, Hikmah Setia, Renie ‘emonk’ Agustine, Pitra Ayu, Puji Rahayu, Ria Riftanti, Rina Kusumastuti, Suciati Amanah dan Widi. Mereka kemudian menamakan kolaborasi ini dengan kata “Schöb”; yang berarti indah, bagus dan cantik.


Eksekusi karya tidak dibatasi konteks tertentu, bebas untuk menampilkan karya dalam bentuk apapun, serta tema apapun. “Karya yang dipemerkan sebenarnya tidak memandang bagus tidaknya karya tersebut tapi dalam pameran ini memberikesan yang berbeda dengan konsep yang berbeda pula. Pameran ini dikonsep dengan lebih berbeda dengan konsep pameran konvensional yang cenderung lukisan ditempatkan ditempat yang bagus dan dikemas dengan mewah.” Tambah Nissak Latifah. Prosesnya dengan beberapa pertemuan, masing-masing saling berbagi mengenai karya yang akan mereka tampilkan. Hasilnya, karya lukis, drawing, instalasi, objek, video, foto dan performans tersaji dengan selera yang tidak biasa, alias 1+1=3.


Kemudian, setelah melihat beberapa bentuk ruang, maka terpilihlah gedung ex-patung komplek Jogja National Museum, dimana kini berada dibawah naungan Katalis Art Forum. Acara ini pun pada akhirnya terselenggara berkat dukungan Jogja National Museum, Katalis Arts Forum Yogyakarta, dan Shöb. Pameran ini diselenggarakan dari tanggal 31 Januari 2009 hingga 4 Februari 2009.